Yayasan Tanah Merdeka: Pengabaian Keselamatan Kerja Tambang Nikel di Kabupaten Morowali

SUARAAGRARIA.com, Sulteng: Yayasan Tanah Medeka mensinyalir banyak perusahaan tambang nikel di Kabupaten Morowali yang hanya mementingkan keuntungan saja tanpa begitu memperhatikan keselamatan kerja karyawannya.

Dalam seminggu terakhir sudah dua kali terjadi insiden kecelakaan kerja terkait perusahaan tambang nikel. “Kedua kecelakaan dialami oleh driver Damp Truk ketika mengangkut materil Ore ke Pelabuhan Jetty PT. Cipta Mandiri Putra Pratama (CMPP) yang beroperasi di Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali,” demikian Yayasan Tanah Merdeka dalam rilisnya (16/10).

Kecelakaan pertama terjadi saat truk pengangkut terbalik akibat kondisi jalanan yang licin, dan gelap (dilakukan malam hari). Akibatnya, satu orang cedera di kaki dan di bagian pinggang.

Insiden kedua terjadi ketika sedang menumpah material di pelabuhan, bak damp truck yang tadinya dalam posisi terangkat untuk menumpahkan material, tiba-tiba turun. Untung saja tidak ada korban jiwa, tapi supir truk dilaporkan mengalami syok berat.

Berdasarkan keterangan dari beberapa buruh yang juga bekerja di PT.CMPP, perusahaan ini memang menerapkan sistem bonus kepada mereka, berupa tambahan upah jika mengangkut material melebihi dari target waktu normal.

Biasanya dalam sehari, seorang driver hanya mengangkut 10 kali material ke pelabuhan. Dengan adanya bonus, kalau mereka mampu mengangkut hingga 20 kali, maka mereka akan mendapat tambangan upah sebesar Rp.300.000 perbulan/perhari. Yayasan Tanah Medeka mengangap perusahaan hanya mementingkan keuntungan sepihak tanpa melihat keselamatan kerja bagi para buruh.

“Sebagian besar perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Kabupaten Morowali, khususnya di dua Kecamatan yakni Bungku Timur dan Bahoropi, diduga tidak menerapkan keselamatan kerja dengan standar keselamatan kerja yang berlaku. Mereka memang diberikan safety pada saat bekerja, tetapi mereka tidak diberikan pengetahuan soal bagaimana pentingnya menjaga keselamatan kerja,” terang Yayasan Tanah Medeka.

Tidak hanya kali ini kecelakaan kerja yang menimpa buruh pertambangan di Morowali, khususnya di kecamatan Bahodopi dan Bungku Timur. Tahun 2012 silam, seorang buruh meninggal dunia akibat terlindas damp truck ketika sedang di lapangan melakukan parkir di lapangan. Insiden ini menimpa pekerja PT. Tridaya Jaya yang beroperasi di Desa Lele Kecamatan Bahodopi.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Yayasan Tanah Merdeka menunjukan, dalam beberapa tahun belakangan, presentase penduduk di Kabupaten Morowali yang bekerja di sektor pertambangan mengalami peningkatan cukup signifikan, pada Tahun 2010, yakni dari 1.50 %, menjadi 4,0 % di tahun 2012. Artinya, dalam rentang waktu beberapa tahun saja, prosentase penduduk yang bekerja di sektor petambangan meningkat sebesar 2,50%.

“Sayang, meningkatnya konsentrasi kelas pekerja di perusahaan tambang nikel tidak dibarengi dengan kontrol yang baik terhadap keselamatan kerja,” terang Yayasan Tanah Merdeka.

Sumber: SUARAAGRARIA.com