Seputar Rakyat

Seputar Rakyat Edisi 1 2016: Korporasi Tumbuh Subur Petani Tergusur Buruh Melarat

Pembaca yang terhormat,

Industrialisasi ekstraktif berbasis kapitalistik memiliki karakteristik utama, yakni; perampasan tanah petani, eksploitasi buruh secara brutal, kekerasan, dan kerusakan ekologi. Hal itu adalah syarat mutlak dalam sistem ini untuk mengeruk keuntungan lewat penghisapan tenaga kerja dan eksploitasi alam secara masif.

Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), sedang mengalami transformasi tersebut. Hampir seluruh daratannya telah terkepung perkebunan sawit dan tambang. Paling tidak, sejak sembilan tahun terakhir penguasaan tanah telah terkonsentrasi pada segelintir korporasi. Pada tahun 2015, perusahaan tambang telah menguasai 2,5 juta hektar daratan Sulawesi Tengah. Dan perkebunan sawit menguasai 713.217 hektar tanah. Dimasa lalu, tanah-tanah tersebut dimiliki/dikuasai para petani kecil secara independen.

Secara geografis, ekspansi perkebunan sawit dan perusahan tambang tersebut, tersebar tidak merata. Umumnya terkosentrasi di Kabupaten Morowali, Banggai dan Morowali Utara. Saat ini, Morowali telah menjadi daerah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.

Kehadiran industri tersebut, di satu sisi membuat dinamika ekonomi semakin hidup. Tetapi, di sisi lain mengancurkan basis produksi petani dan menciptakan lautan pengangguran. Serta, membuat posisi buruh semakin melemah karena industri padat teknologi hemat tenaga kerja.

Sementara, para buruh seringkali tidak dihargai, tenaga kerja mereka diperas, dinodai, dilecehkan dan dikriminalisasi. Hal itu tergambar dari upah rendah, tidak adanya perlindungan sosial, ketidak pastian pekerjaan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak. Para buruh seringkali berhadap-hadapan dengan aparat negara seperti Polisi dan Tentara, ketika mereka menuntut kesejahteran.

Dalam edisi ini, Seputar Rakyat menyajikan ulasan, analisis, kritik terhadap proses-proses pembangunan industrialisasi (ekstraktif) sumber daya alam. Baik secara global, nasional dan lokal. Sejatinya, perubahan hanya dapat diraih dengan cara mengokohkan seluruh kekuatan kelas sosial yang tereksploitasi. Baca selengkapnya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *