Seputar Rakyat

Sukses Industrialisasi Morowali?

PEMERINTAH Indonesia mulai melarang ekspor bijih nikel Januari 2014. Pemerintah mendorong industri pengolahan nikel dalam negeri. Kebijakan hilirisasi mineral ini memang tertuang dalam Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Karena pengolahan nikel bersifat padat modal, ratusan perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) tidak berdaya. Mereka terpaksa menghentikan operasi.

Pada 2017, pemerintah melonggarkan ekspor bijih nikel kadar rendah (<1,7% Ni). Kebijakan ini hanya berlaku bagi pemegang izin pertambangan yang memiliki komitmen pembangunan fasilitas pengolahan.

Awal 2020, pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel kadar rendah. Harapannya, Indonesia dapat menjadi tuan rumah industri baterai kendaraan listrik. Soalnya, jenis baterai kendaraan listrik dengan unsur nikel yang kaya sedang naik daun.

Larangan ekspor telah menarik investasi pengolahan nikel dalam lima tahun terakhir. Terutama investasi asing langsung yang dimotori Tiongkok di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Hasilnya, Indonesia menjadi salah satu penghasil nikel olahan terbesar di dunia.

Morowali di Sulawesi Tengah adalah contoh sukses kebijakan hilirisasi nikel. Di sana berdiri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Sebuah kawasan industri yang melayani ekspansi global modal Tiongkok. Empat tahun ini, setelah fasilitas pengolahan nikel beroperasi, IMIP telah menjadi penghasil utama nickel pig iron (NPI) di Indonesia. Bahkan, IMIP sudah menjadi pusat pembuatan baja nirkarat. Sebuah produk turunan nikel olahan.

Saat ini, kendaraan listrik menjadi trend dunia. Beredar banyak khabar tentang rencana investasi asing langsung untuk pembuatan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Di kawasan IMIP dua perusahaan sudah mulai membangun fasilitasnya. Sejak Januari tahun lalu, pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) sudah dimulai.

Industri berbasis nikel di Morowali tumbuh cepat. Itu mengubah wajah Morowali dalam lima tahun terakhir. Ekonomi Morowali tumbuh hebat. Lapangan pekerjaan tersedia luas.

Tetapi, banyak soal muncul. Upah buruh, kontrak kerja, dan kecelakaan di tempat kerja merupakan masalah-masalah yang dihadapi para pekerja. Pembakaran batubara menimbulkan pencemaran udara. Pencemaran sungai dan laut karena pembuangan limbah industri menjadi soal. Banjir karena kegiatan penambangan menjadi biasa.

Seputar Rakyat mengajak pembaca untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana. Sebagian bahan dalam edisi ini ditulis dengan merujuk ke sebuah laporan penelitian oleh Arianto Sangadji dan Muhamad Fardan setebal 156 halaman berjudul Rantai Produksi Komoditas Berbasis Nikel (2019).

Selamat membaca!

Seputar Rakyat Nomor 1 Tahun 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *