DS LNG Penggerak Utama Kinerja Investasi Sulteng

PALU- Di tengah gencarnya program pemerintah mendorong investasi baik dari dalam maupun luar negeri, Sulawesi Tengah sebagai daerah yang memiliki potensi ekonomi tinggi juga tidak luput dari bidikan para investor.

Dalam Kajian Ekonomi Regional (KER) yang dirilis kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulteng disebutkan bahwa pada triwulan 1-2013 realisasi investasi penanaman Modal Asing (PMA) di Sulteng mencapai USD 516,80 juta atau jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya USD 1,1 Juta. Apabilda dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, Sulteng menduduki urutan ke 6 dilihat dari nominal investasi.

Sementara itu, berdasarkan sher-nya, Investasi Dongi Senoro mendominasi Sulteng dengan presentase 92,12 persen. Realisasi pembangunan proyek kilang gas alam cair (LNG) PT Dongi Senoro di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulteng hingga akhir februari teah mencapai 57%. Konstruksi kilang LNG yang dimulai sejak Januari 2011 ini direncanakan memakan waktu 48 bulan, dnegan pengiriman direncanakan mulai akhir 2014.

Proyek NLG Dongi Senoro dibentuk oleh tiga konsorsium yaitu Pertamina (29%), Medco (20%) dan Mitsubishi Jepang (51%) dengan nama PT. Dongi Senoro LNG yang tertuang dalam gas sales agreement (GSA) pada tanggal 22 januari 2009 dengan cakupan ian tentang kombinasi domestik dalam pengalokasian gas.

Proyek ini dikembangkan dengan pola pengembangan hilir downstream tidak dijamin oleh pemerintah. Dalam hal ini biaya proyek 100 % biaya proyek ditanggung oleh investor (penanaman modal asing/PMA). Proyek pengembangan gas Senoro terdiri dari pembangunan kilang senilai miliaran dolar AS yang dilakukan PT Dongi Senoro LNG (DS LNG), pengeboran di Blok Senoro-Toili 600 Juta Dolar AS, dan Blok Matindok 275 Juta Dolar AS. Cadang LNG Dongi Senoro sebesar 2,3 triliun kaki kubik, sedang kapasitas produksinyaa 2 juta ton/tahun.

Masih dalam KER yang dirilis Kantor Bank Indonesia disebutkan bahwa Proyek Gas DS LNG merupakan salah satu kegiatan utama koridor Sulawesi dalam Master Plan percepetan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sesuai kesepakatan antara pemerintah dengan konsorsium pertamina Medco-Mitsubishi, maka sebanyak 75% gas yang diolah PT DS LNG sebagai operator kilang dialokasikan untuk di ekspor dan 25 % sisanya untuk kebutuhan pembangkit listrik dan pupuk.

Besarnya nilai investasi dan strategisnya perna proyek DS LNG tentu akan memberi banyak manfaat positif baik bagi indonesia secara umum maupun sulteng pada khususnya. Dengan asumsi 13 tahun dan harga minyak sejumlah US$ 70 memperoleh pendapatan US$ 6,7 Miliar.

Proyek ini diperkirakan menyediakan ribuan tenaga langsung dapat meningkatkan pendapatn dan kesejahteraan tenaga kerja tersebut. Memberikan eksternalitas positif spillover effect bagi lingkungan sekitar seperti munculnya investasi hotel, makanan dan jasa lain yang melibatkan pengusaha lokal.

Pengalokasian untuk pembakit listrik lokasi proyek yang menumbukan industri baru. Dengan adanya kecukupan daya listrik di daerah Banggai akan meningkatkan daysa saing investasi Sulteng untuk menarik investor lainnya dalam menanamkan modalnya di Provinsi terluas di Sulawesi ini.

Dalam Kaitanya dengan PDRB Sulteng, proyek konstruksi DS LNG sebesar USD 2,8 miliar tercatat dalam sektor bangunan, Kantor Bank Indonesia perwakilan Sulteng mengungkapkan dalam kurun waktu triwulan I-2011 hingga triwulan IV-2012 yang merupakan proyek konstruksi DS LNG, dapat dilihat bahwa sektor bangunan memiliki rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 17,07 % (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan periode triwulan IV-2010 dengan pertumbuhan sebesar 10% (y0y).

Kedepan pasca produksi LNG pencatatan PDRB beralih dari sektor bangunan ke sektor industri pengolahan, Mengingat, output dihasilkan telah memiliki valuedded (barang setengah jadi) Di sisi lain, munculnya industri jasa yang berada disekitar area DS LNG seperti toko, hotel dan restoran pada giliranya akan meningkatkan kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Proyek pembangkit yang nantinya dibangun juga dapat meningkatkan kinerja sektor listrik, gas, dan air dan memberikan effect bagi sektor lainya mengingat infrastruktur ini memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan sektor lainnya.

Secara keseluruhan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulteng dan menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Sulteng dari berbagai sektor dalam kurun waktu hingga 15 tahun kedepan (*/ars)

Sumber : Radar Sulteng, 18 Mei 2013