Yayasan Tanah Merdeka Tolak Kawasan Ekonomi Khusus

Keputusan rapat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus menetapkan kota Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khususu (KEK) menuai penolakan dari Yayasan Tanah Merdeka (YTM) Palu.

Dalam siaran persnya YTM menilai, kehadiran KEK justru akan menimbulkan beragam masalah, mulai dari penyingkiran penduduk yang bermukim disekitar KEK hingga memperketat hubungan produksi yang dianggap menghisap.

“Kita tahu bahwa saat ini kita dikuasai oleh sistem kapitalisme. KEK ini bukan bertujuan menjamin kesejahteraan rakyat, melainkan karena mereka melihat potensi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang memungkinkan mereka melakukan investasi, mulai dari kebijakannya, tenaga kerja melimpah ruah, upah buruhnya rendah,” ujar Adriansa Manu, yang juga manager kampanye dan jaringan YTM, dalam siaran persnya, Rabu (2/9/2013).

Selain itu, menurut Adriansa, KEK menarik bagi investor karena  pemerintah juga mensubsidi infrastruktur, keamanan, jalan dan mudahnya melakukan investasi.

Adriansa menilai, investasi berbasis kapitalisme bukan untuk kebutuhan sosial masyarakat, melainkan pemberian ruang produksi kepada pemodal demi meningkatkan keuntungannya. “Logika kapital dari bisnis adalah mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat,” ujarnya.

YTM menyatakan tegas menolak KEK maupun MP3EI  (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) karena berdampak pada perampasan lahan milik petani dan melegalkan penghisapan terhadap buruh.

“Jika pemerintah Kota Palu ingin mensejahterakan rakyatnya, maka bangun industri pertanian, berikan alat penangkap ikan yang modern bagi nelayan dan bangun industri manufaktur secara mandiri dan kolektif tanpa ada penghisapan manusia terhadap manusia,” kata Adriansa.

Untuk diketahui, pada tanggal 26 Juli 2013 lalu, rapat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus menetapkan kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus.

Walikota Palu Rusdy Mastura menyambut dengan rasa bangga atas keputusan tersebut. Dengan masuk KEK, kata Rusdy, “secara tidak langsung seluruh sektor ekonomi (Palu) akan tumbuh ke arah positif.”