YTM Sulteng Gelar Konggres Buruh

SULTENG-POST Guna mengakomodir kepentingan buruh di Sulawesi Tengah, Yayasan Tanah Merdeka (YTM) menggelar dialog dan konggres dengan tema Masalah-masalah Perburuhan dan Ancaman Masifnya Industrialisasi di Sulawesi Tengah di Hotel Jazz, Sabtu (21/6/2014). Ketua panitia kegiatan dialog dan konggres buruh YTM, Marianto Sabintoe mengatakan, bahwa kegitan tersebut dilaksanakan dalam rangka membangun persatuan buruh se Sulawesi Tengah, sekaligus mendiskusikan dan merumuskan agenda-agenda buruh kedepan.

Selanjutnya, dia katakan, hal tersebut diproyeksikan untuk menghadapi tantangan industrialisasi yang semakin masif, serta mempersatukan perjuangan buruh dalam upaya pencegahan pelanggaran dan ancaman yang dilakukan terhadap kaum buruh.

“Sangat perlu memberikan pendidikan tentang perburuhan kepada kaum buruh hari ini,” katanya saat ditemui Sulteng Post akhir pekan lalu.

Menurutnya, dari sekian banyak kasus pelanggaran terhadap kaum buruh di Sulawesi Tengah, hanya sedikit masalah pelanggaran tersebut yang diungkap ke publik, seperti kasus buruh tambang di kabupaten Morowali.

“Beberapa waktu lalu, aksi protes buruh tambang Morowali bergejolak di awal tahun 2014. Mereka menyuarakan penolakan PHK, kenaikan upah, jaminan kesehatan dan menolak outchorsing. Akan tetapi nasip mereka sampai hari ini belum jelas,” tegas Nato panggilan akrabnya.

Dia mengatakan , perlakuan yang tidak layak juga dialami para buruh Sonokeling di Kabupaten Buol pada 12 November 2013 lalu. PT. Sonokeling Buana (PT. SB) telah melakukan pemutusan kerja secara sepihak terhadap lebih 1000 karyawan. Namun, lebih jauh Nato mengatakan, hingga saat ini PT. SB belum melakukan pembayaran pesangon para buruh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Mungkin, itu hanya dua dari banyaknya kasus perburuhan yang belum terungkap di Sulawesi Tengah,” katanya dengan nada menyindir.

Oleh karena itu, Nato berharap, setelah kegiatan itu perlu adanya persatuan buruh yang mampu menyuarakan kasus-kasus perburuhan di Sulawesi Tengah, adanya agenda kerja buruh yang terukur, terarah dan jelas dalam membangun kesejahteraan kaum buruh. Dan juga adanya hasil analisa kelayakan Upah Buruh Minimum Provinsi (UMP) di Sulawesi Tengah.

Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut berasal dari Serikat Pekerja Maleo Kabupaten Banggai, SPPP Sulewana Kabupaten Poso, FNPBI Kabupaten Morowali, FNPBI Kabupaten Donggala, FNPBI Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, Tojo Una-una dan buruh Kota Palu. SADLI

Sumber: Harian Sulteng Post, Senin, 23 Juni 2014